LAPORAN PENDAHULUAN RONDE KEPERAWATAN
LAPORAN PENDAHULUAN
RONDE
KEPERAWATAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan
Stase Manajemen Keperawatan
Oleh
Yuli Yuliani
4012180037
Program
Profesi Ners
Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Bina
Putera Banjar
2018
RONDE
KEPERAWATAN
A.
Pengertian
Ronde Keperawatan
Beberapa ahli mengungkapkan pengertian dari ronde
keperawatan. Chambliss (1996), ronde keperawatan adalah pertemuan antara staff
yang usai kerja melaporkan pada staf yang mulai kerja tentang kondisi pasien,
dengan staf menjelaskan apa yang telah dilakukan dan mengapa dilakukan yang
membawa setiap kasus ke dalam kerangka kerja berfikir staf, dan secara
sistematis menegakkan kemampuan sistem untuk menangani masalah medis.
Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien
yang akan dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh
perawat primer dan /atau perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2011).
Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi
antara perawat dengan perawat, perawat dengan pasien. Kozier et al. (2004) menyatakan bahwa ronde
keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien
untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan
keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima
pasien.
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara
pengajar dan perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran.
Ronde keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head
nursdengan anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang
penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011).
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan untuk
mengatasi keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan
pasien untuk membahas & melaksanakan asuhan keperawatan, yang dilakukan
oleh Perawat Primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan Perawat pelaksana,
serta melibatkan seluruh anggota tim.
B.
Karakteristik
ronde keperawatan
Ronde keperawatan
mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini:
- Klien dilibatkan secara langsung
- Klien merupakan fokus kegiatan
- Perawat aosiet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
- Kosuler memfasilitasi kreatifitas
- Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
- Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
C.
Tujuan
Ronde Keperawatan
Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan terbagi
menjadi 2 yaitu: tujuan bagi perawat dan tujuan bagi pasien. Tujuan ronde
keperawatan bagi perawat menurut Armola et
al. (2010) adalah:
1. Melihat
kemampuan staf dalam managemen pasien
2. Mendukung
pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
3. Meningkatkan
pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi kasus
4. Menyediakan
kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan penilaian keterampilan
klinis
5. Membangun
kerjasama dan rasa hormat
6. Meningkatkan
retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi
keperawatan
Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat juga
berguna bagi pasien. Hal ini dijelaskan oleh Clement (2011) mengenai tujuan
pelaksanaan ronde keperawatan bagi pasien, yaitu:
1. Untuk
mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari
2. Untuk
mengamati pekerjaan staff
3. Untuk
membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan laporan kepada dokter
mengenai, missal: luka,drainasi, perdarahan, dsb.
4. Untuk
memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya
5. Untuk
melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
6. Untuk
mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien
7. Untuk
memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan kepada pasien
8. Untuk
memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, seperti ulcus
decubitus, foot drop, dsb
9. Untuk
membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga perawat
memperoleh wawasan yang lebih baik
10.Untuk
memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan
D.
Manfaat
Ronde Keperawatan
Banyak manfaat dengan dilakukannya ronde keperawatan
oleh perawat, diantaranya:
- Ronde keperawatan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pada perawat. Clement (2011) menyebutkan manfaat ronde keperawatan adalah membantu mengembangkan keterampilan keperawatan, selain itu menurut Wolak et al. (2008) denga adanya ronede keperawatan akan menguji pengetahuan perawat. Peningkatan ini bukan hanya keterampilan dan pengetahuan keperawatan saja, tetapi juga peningkatan secara menyeluruh. Hal ini dijelaskan oleh Wolak et al. (2008) peninkatan kemampuan perawat bukan hanya keterampilan keperawatan tetapi juga memberikan kesempatan pada perawat untuk tumbuh dan berkembang secara profisonal.
- Melalui kegiatan ronde keperwatan, perawat dapat mengevaluasi kegiatan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Clement (2011) melalui ronde keperawatan, evaluasi kegiatan,rintangan yang dihadapi oelh perawat atau keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai. Hal ini juga ditegaskan oleh O’connor (2006) pasien sebagai alat untuk menggambarkan parameter penilaian atau teknik intervensi.
- Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan mahasiswa perawat. Ronde keperawatan merupakan studi percontohan yang menyediakan sarana untuk menilai pelaksanaan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Wolak et al, 2008). Sedangkan bagi mahasiswa perawat dengan ronde keperawatan akan mendapat pengalaman secara nyata dilapangan (Clement, 2011).
- Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membanu mengorientasikan perawat baru pada pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak mengetahui mengenai pasien yang dirawat di ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde keperwatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien (Clement, 2011).
- Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian Febriana (2009) ronde keperwatan meningkatkan kepuasan pasien lima kali dibanding tidak lakukan ronde keperawatan. Chaboyer et al. (2009) dengan tindakan ronde keperawatan menurunkan angka insiden pada pasien yang dirawat.
E.
Tipe-tipe
Ronde Keperawatan
Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam
studi kepustakaan. Diantaranya adalah menurut Close dan Castledine (2005) ada
empat tipe ronde yaitu matrons’ rounds, nurse management
rounds, patient comfort rounds dan teaching nurse.
1. Matron nurse menurut
Close dan Castledine (2005) seorang perawat berkeliling ke ruangan-ruangan,
menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang dilakukan perawat ronde
ini adalah memeriksa standart pelayanan, kebersihan dan kerapihan, dan menilai
penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien.
2. Nurse management rounds menurut
Close dan Castledine (2005) ronde ini adalah ronde manajerial yang melihat pada
rencana pengobatan dan implementasi pada sekelompok pasien. Untuk melihat
prioritas tindakan yang telah dilakukan serta melibatkan pasien dan keluarga
pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara
perawat danhead nurse.
3. Patient comport nurse menurut
Close dan Castledine (2005) ronde disini berfokus pada kebutuhan utama yang
diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini
adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan dimalam
hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
4. Teaching rounds menurut
Close dan Castledine (2005) dilakukan antara teacher nurse dengan perawat atau
mahasiswa perawat, dimana terjadi proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa
dilakukan oleh perawat atau mahasiswa perawat. Dengan pembelajaran langsung.
Perawat atau mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat
langsung pada pasien.
Daniel (2004) walking round yang
terdiri dari nursing round, physician-nurse rounds atau interdisciplinary
rounds. Nursing roundsadalah ronde yang dilakukan antara
perawat dengan perawat.Physician-nurse adalah ronde pada pasien
yang dilakukan oleh dokter dengan perawat, sedangkan interdisciplinary
rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam
tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi, dsb.
F.
Tahapan
Ronde Keperawatan
Ramani (2003), tahapan ronde keperawatan adalah :
1. Pre-rounds,
meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientation
(orientasi).
2. Rounds,
meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation
(pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan).
3. Post-rounds, meliputi:
debriefing (Tanya jawab),
feedback (saran), reflection (refleksi), preparation (persiapan).
Langkah-langkah Ronde Keperawatan adalah sebagai
berikut:
1. Persiapan
a. Penetapan
kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b. Pemberian
inform consent kepada klien/ keluarga.
2. Pelaksanaan
a. Penjelasan
tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan danrencana tindakan yang akan/ telah dilaksanakan danmemilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusikan
antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian
justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan tentang
masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan
keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.
3. Pasca
Ronde
Mendiskusikan hasil
temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan N yang perlu
dilakukan.
4. Kriteria
Evaluasi
Kriteria evaluasi
pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut.
a.
Struktur
1) Persyaratan
administratif (informed consent, alat dan lainnya).
2) Tim
ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
3) Persiapan
dilakukan sebelumnya.
b.
Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal
hingga akhir.
2) Seluruh perserta berperan aktif dalam
kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan.
c.
Hasil
1) Klien merasa puas dengan hasil
pelayanan.
2) Masalah klien dapat teratasi.
3) Perawat dapat :
· Menumbuhkan
cara berpikir yang kritis.
· Meningkatkan
cara berpikir yang sistematis.
· Meningkatkan
kemampuan validitas data klien.
· Meningkatkan
kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
· Menumbuhkan
pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah klien.
· Meningkatkan
kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
· Meningkatkan
kemampuan justifikasi.
· Meningkatkan
kemampuan menilai hasil kerja.
G.
Hal
Yang Dipersiapkan Dalam Ronde Keperawatan
Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil,
maka bisa dilakukan persiapan sebagai berikut:
1.
Menentukan kasus dan topik (masalah yang
tidak teratasi dan masalah yang langka).
2.
Menentukan tim ronde keperawatan.
3.
Mencari sumber atau literatur.
4.
Membuat proposal.
5.
Mempersiapkan klien : informed
consent dan pengkajian.
6.
Diskusi : apa diagnosis keperawatan ?;
Apa data yang mendukung ?; Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?; Apa
hambatan yang ditemukan selama perawatan?
H.
Komponen
Terlibat Dalam Ronde Keperawatan
Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde
keperawatan ini adalah perawat primer dan perawat konselor, kepala ruangan,
perawat associate, yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan
lainnya.
1.
Peran Ketua Tim dan Anggota Tim
a. Menjelaskan
keadaan dan data demografi klien.
b. Menjelaskan
masalah keperawata utama.
c. Menjelaskan
intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
d. Menjelaskan
tindakan selanjutnya.
e. Menjelaskan
alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
2.
Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor
a. Perawat primer (ketua tim) dan perawat
asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah
peranan yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara
lain :
1) Menjelaskan
keadaan dan adta demografi klien
2) Menjelaskan
masalah keperawatan utama
3) Menjelaskan
intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
4) Menjelaskan
tindakan selanjtunya
5) Menjelaskan
alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
b. Peran perawat primer (ketua tim) lain
dan atau konsuler
1) Memberikan
justifikasi
2) Memberikan
reinforcement
3) Menilai
kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang
rasional
4) Mengarahkan
dan koreksi
5) Mengintegrasikan
teori dan konsep yang telah dipelajari
Selain perawat, pasien juga dilibatkan dalam kegiatan
ronde keperawatan ini untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Kriteria
Pasien
Pasien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde
keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut :
· Mempunyai masalah keperawatan yang belum
teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan
· Pasien dengan kasus baru atau langka.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. (2011).
Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta:
Salemba Medika
Sitorus R. & Yulia. 2005. Model praktek Keperawatan Profesional Di
Rumah Sakit Panduan Implementasi. Jakarta: EGC
Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional Di
Rumah Sakit. Jakarta:EGC
Nursalam Dan
Ferry Efendi. 2009. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Komentar
Posting Komentar