LAPORAN PENDAHULUAN POA

LAPORAN PENDAHULUAN
PLANNING OF ACTION (POA)

                                                                                   
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan
Stase Manajemen Keperawatan




 


  

Oleh
Yuli Yuliani
4012180037




STIKES BINA PUTERA BANJAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATTAN XIII
2018




PLANNING OF ACTION (POA)
A.      Definisi
Perencanaan adalah menetapkan hal-hal yang akan datang dan tidak akan dilakukan pada menit, jam atau waktu yang akan datang. Perencanaan merupakan jembatan antara dimana kita sekarang dengan dimana kita saat yang akan datang. Perencanaan merupakan proses intelektual yang didasarkan pada fakta dan informasi, bukan emosi dan harapan (Douglas, 1992; Gillies, 1994).
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan di suatu wilayah tertentu. Suatu perencanaan kegiatan perlu dilakukan setelah suatu organisasi melakukan analisis situasi, menetapkan prioritas masalah, merumuskan masalah, mencari penyebab masalah dengan salah satunya memakai metode fishbone, baru setelah itu melakukan plan of action.
Planning of Action (PoA) atau disebut juga Rencana Usulan Kegiatan (RUK) merupakan sebuah proses yang ditempuh untuk mencapai sasaran kegiatan. Rencana kegiatan dapat memiliki beberapa bentuk, antara lain:
1.    Rangkaian sasaran yang lebih spesifik dengan jangka waktu lebih pendek,
2.    Rangkaian kegiatan yang saling terkait akibat dipilihnya alternatif pemecahan masalah
3.    Rencana kegiatan yang memiliki jangka waktu spesifik, kebutuhan sumber daya yang spesifik, dan akuntabilitas untuk setiap tahapannya.
Menurut Supriyanto dan Nyoman (2007), Perlu beberapa hal yang dipertimbangkan sebelum menyusun Plan of Action (POA), yaitu dengan memperhatikan kemampuan sumber daya organisasi atau komponen masukan (input), seperti: Informasi, Organisasi atau mekanisme, Teknologi atau cara, dan Sumber Daya Manusia (SDM).

B.       Tujuan Planning Of Action
1.    Mengidentifikasi apa saja yang harus dilakukan
2.    Menguji dan membuktikan bahwa:
a.    Sasaran dapat tercapai sesuai dengan waktu yang telah dijadualkan
b.    Adanya kemampuan untuk mencapai sasaran
c.    Sumber daya yang dibutuhkan dapat diperoleh
d.   Semua informasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran dapat diperoleh
e.    Adanya beberapa alternatif yang harus diperhatikan
3.    Berperan sebagai media komunikasi
a.    Hal ini menjadi lebih penting apabila berbagai unit dalam organisasi memiliki peran yang berbeda dalam pencapaian
b.    Dapat memotivasi pihak yang berkepentingan dalam pencapaian sasaran.

C.      Kriteria POA yang Baik
Dalam penerapannya, Plan of Acton (POA) harus baik dan efektif agar kegiatan program yang direncanakan dapat dijalankan sesuai dengan tujuan. Berikut ini beberapa kriteria Plan of Acton (POA) dikatakan baik, antara lain:
1.    Spesific (Spesifik)
Rencana kegiatan harus spesifik dan berkaitan dengan keadaan yang ingin dirubah. Rencana kegiatan perlu penjelasan secara pasti berapa Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan, siapa saja mereka, bagaimana dan kapan mengkomunikasikannya.
2.    Measurable (Terukur)
Rencana kegiatan harus dapat menunjukkan apa yang sesungguhnya telah dicapai.
3.    Attainable/achievable (dapat dicapai)
Rencana kegiatan harus dapat dicapai dengan biaya yang masuk akal. Ini berarti bahwa rencana tersebut harus sederhana tetapi efektif, tidak harus membutuhkan anggaran yang besar. Selain itu teknik dan metode yang digunakan juga harus yang sesuai untuk bisa dilakukan.
4.    Relevant (sesuai)
Rencana kegiatan harus sesuai dan bisa diterapkan di suatu organisasi atau di suatu wilayah yang ingin di intervensi. Harus sesuai dengan pegawai atau masyarakat di wilayah tersebut.
5.    Timely (sesuai waktu)
Rencana kegiatan harus merupakan sesuatu yang dibutuhkan sekarang atau sesuatu yang segera dibutuhkan. Jadi waktu yang sesuai sangat diperlukan dalam rencana kegiatan agar kegiatan dapat berjalan efektif.

D.      Langkah POA
1.    Mengidentifikasi masalah dengan pernyataan masalah (Diagram 6 kata: What, Who, When, Where, Why, How), sebagai berikut:
1)   Masalah apa yang terjadi?
2)   Dimana masalah tersebut terjadi?
3)   Kapan masalah tersebut terjadi?
4)   Siapa yang mengalami masalah tersebut?
5)   Mengepa masalah tersebut terjadi?
6)   Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?
2.    Setelah masalah diidentifikasi, tentukan solusi apa yang bisa dilakukan.
3.    Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK).
Menurut Supriyanto dan Nyoman (2007), beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun Plan of Action atau Rencana Usulan Kegiatan (RUK), antara lain:
a.    Pembahasan Ulang Masalah
Setelah menentukan masalah dan melakukan analisis penyebab masalah, dapat dilihat keadaan atau situasi yang ada saat ini dan mencoba menggambarkan keadaan tersebut nantinya sesuai dengan yang diharapkan.
b.    Perumusan Tujuan Umum
Dengan melihat situasi yang ada saat ini dengan gambaran situasi yang diharapkan nantinya dan juga atas dasar tujan umum pembangunan kesehatan, maka dapat dirumuskan tujuan umum program atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
Tujuan umum adalah suatu pernyataan yang bersifat umum dan luas yang menggambarkan hasil akhir (outcome atau dampak) yang diharapkan.
c.    Perumusan Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan pernyataan yang bersifat spesifik, dapat diukur (kuantitatif) dengan batas waktu pencapaian untuk mencapai tujuan umum. Bentuk pernyataan dalam tujuan khusus sifatnya positif, merupakan keadaan yang diinginkan. Penentuan indikator tujuan khusus program dapat menggunakan kriteria SMARTS (Smart, Measurable, Attainable, Realistic, Time-bound, Sustainable)
d.   Penentuan Kriteria Keberhasilan
Penentuan kriteria keberhasilan atau biasa disebut indikator keberhasilan dari suatu rencana kegiatan, perlu dilakukan agar organisasi tahu seberapa jauh program atau kegiatan yang direncanakan tersebut berhasil atau tercapai. Menentukan kriteria atau indikator keberhasilan disesuaikan dengan tujuan khusus yang telah ditentukan.
Pada program kegiatan yang diusulkan harus mengandung unsur 5W+1H, yaitu:
a.    Who : Siapa yang harus bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana kegiatan?
b.    What : Pelayanan atau spesifik kegiatan yang akan dilaksanakan
c.    How Much : Berapa banyak jumlah pelayanan atau kegiatan yang spesifik?
d.   Whom : Siapa target sasaran atau populasi apa yang terkena program?
e.    Where : Dimana lokasi atau daerah dimana aktivitas atau program dilaksanakan?
f.     When : Kapan waktu pelaksanaan kegiatan atau program?
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, target, waktu, besaran kegiatan (volume), dan hasil yang diharapkan. Berikut ini bentuk matriks Gantt Chart Usulan Kegiatan (RUK):
No
Uraian kegiatan
Tujuan
Sasaran
Metode
Media
Dana
Waktu
Pj









4.    Langkah keempat, Bersama-sama dengan pihak yang berkepentingan menguji dan melakukan validasi rencana kegiatan untuk mendapatkan kesepakatan dan dukungan.

E.  Contoh POA


F.   Penyelesaian Masalah
No
Masalah
Penyelesaian Masalah
1.
Masih banyaknya pendokumentasian pengkajian yang lebih dari 24 jam
-       Mengusulkan untuk menentukan salah satu perawat sebagai penanggungjawab dokumentasi pengkajian.
-       Penanggung jawab terpilih dibantu kabag secara rutin memantau, mengecek atau controlling kelengkapan pendokumentasian pengkajian, terkhususnya pasien baru
2.
Kekurangan tenaga perawat
-       Menghitung ulang kebutuhan tenaga perawat
-       Memaparkan hasil perhitungan dihadapan jajaran manajemen
3.
Pelaksanaan SKP (SKP 1, SKP 6) yang belum optimal
-        Review atau penyegaran kembali materi SKP
-        Mengusulkan briefing SKP setiap hari atau menentukan salah satu hari dalam seminggu untuk brifeing SKP.
-        Melakukan pengecekan kelengkapan gelang penanda dan meteor atau controlling tiap pergantian shift
Seleksi Penyelesaian Masalah dengan Metode CARL:
Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data kualitatif. Penggunaan metode CARL untuk menetapkan prioritas masalah dilakukan apabila pengelola program menghadapi hambatan keterbatasan dalam menyelesaikan masalah.
C         = Capability/kemampuan melaksanakan alternatif
A         = Accesability/kemudahan dalam melaksanakan alternatif
R         = Readliness/kesiapan dalam melaksanakan alternatif
L          = Leverage/daya ungkit alternatif tersebut dalam menyelesaikan masalah
Dengan skor:
1 = sangat kecil                       3 = cukup        5 = sangat besar
2 = kecil                                  4 = besar

No
Masalah
Alternatif Penyelesaian Masalah
C
A
R
L
Ʃ
Prioritas
1
Masih banyaknya pendokumentasian pengkajian yang lebih dari 24 jam
Mengusulkan untuk menentukan salah satu perawat sebagai penanggungjawab dokumentasi pengkajian.
5
5
5
5
625
1
Penanggung jawab terpilih dibantu kabag secara rutin memantau atau controlling terhadap pendokumentasian
5
4
4
4
320
2
2
Kekurangan tenaga perawat
Menghitung ulang kebutuhan tenaga perawat
5
5
4
2
200
1
Memaparkan hasil perhitungan dihadapan jajaran manajemen
5
3
4
2
120
2
3
Pelaksanaan SKP (SKP 1, SKP 6) yang belum optimal
Review atau penyegaran kembali materi SKP

5
5
5
5
625
1
Mengusulkan briefing SKP setiap hari atau menentukan salah satu hari dalam seminggu untuk brifeing SKP
5
5
5
5
625
2
Melakukan pengecekan kelengkapan gelang penanda dan meteor atau controlling tiap pergantian shift
5
5
5
5
625
3

G.      Implemantasi
No
Masalah
Implementasi
1.
Masih banyaknya pendokumentasian pengkajian yang lebih dari 24 jam
Sudah disampaikan usulan tersebut pada saat prsentasi tanggal 11 April 2016 dan setelah presentasi dilanjutkan dengan staff meeting dipimpin oleh Kabag
2.
Kekurangan tenaga perawat
Sudah dilakukan oleh mahasiswa pada tanggal 13 April 2016 dengan melakukan pemaparan hasil perhitungan ketenagaan pada jajaran manajerial
3.
Pelaksanaan SKP (SKP 1, SKP 6) yang belum optimal
Sudah dilaksanakan pada tanggal 15 April 2016 oleh mahasiswa dengan melakukan review materi six goal patient safety atau sasaran keselamatan pasien (SKP) pada briefing pagi.




DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Kurikulum Pelatihan Manajemen Puskesmas Terintegrasi HIV-AIDS. Diakses Tanggal 22 Oktober 2016. Dari http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=931&Itemid=142
Supriyanto, Stefanus dan Damayanti, Nyoman Anita. 2007. Perencanaan dan Evaluasi. Surabaya: Airlangga University Press
World Health Organization (WHO). 2003. Materi Pelatihan Plan of Action. Pelatihan Ketrampilan Manajerial SPMK. Diakses 22 Oktober 2016. Dari www.kmpk.ugm.ac.id/data/.../9-POA(revWas%20&%20Feb'03).doc



Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PENDAHULUAN DISCHARGE PLANNING

LAPORAN PENDAHULUAN ANALISIS SWOT